Bisa dikatakan, tahun ini merupakan era kejayaan untuk kecerdasan buatan alias AI. Namun, ternyata ada dampak yang tidak terlihat, sampai-sampai para penulis fanfiksi tutup akun dan membuat heboh para pembaca setianya. Loh, memangnya ada apa sih?
Takut AI, Ramai Penulis Fanfiksi Tutup Akun
Kehadiran atau implementasi kecerdasan buatan atau AI dalam bermacam sektor ternyata tidak hanya membawa kemudahan bagi para penggunanya. Hal ini dibuktikan dengan hebohnya penulis fanfiksi yang menutup akunnya dikarenakan takut akan kehadiran kecerdasan buatan di platform yang mereka gunakan untuk menuliskan cerita.
Informasi yang kami lansir dari TechCrunch ini ternyata benar adanya. Para penulis fanfiksi khususnya di situs Archive of our Own (AO3), ternyata kini berlomba-lomba menutup akunnya karena takut hasil kreasinya dicuri oleh AI yang memang semakin banyak saja jumlahnya.
Salah satu penulis tersebut adalah Ada, lalui postingan terbarunya di media sosial Twitter X beberapa waktu silam memutuskan untuk membatasi siapa saja yang bisa membaca tulisan yang ia hasilkan.
Alasannya pun sama dengan penulis kebanyakan pada platform tersebut, yaitu takut karya yang ia hasilkan susah payah dicuri dengan mudahnya oleh AI dengan alasan untuk melatih kecerdasan buatan untuk menghasilkan tulisan yang tidak kalah menarik tanpa harus capek memikirkan ide.
Pembaca Minta Ganti Platform, Ditolak Mentah-Mentah oleh Penulis
Keputusan di mana penulis fanfiksi yang menutup akunnya hanya untuk akun yang terdaftar ternyata membuat para pembaca risau. Bahkan, tidak sedikit pembaca yang meminta penulis untuk ganti platform, yang sayangnya ditolak mentah-mentah, salah satunya adalah TakeARisk.
Hal tersebut ia pampang pada laman akun media sosial miliknya yang dapat kalian lihat pada gambar di bawah ini.
TakeARisk menjelaskan bahwa ia takkan membuat karyanya bisa dibaca secara bebas karena takut AI akan mencuri karyanya untuk kesekian kalinya. Ia terkejut saat ia melihat bot AI yang ada pada media sosial mencuri karyanya dan diunggah ke website lain yang tidak ia ketahui. Alhasil, ia tidak mau mengambil resiko supaya tidak kecolongan.
Tentu saja hal ini harus kita maklumi dikarenakan ada-ada saja oknum yang memanfaatkan AI untuk hal negatif, bahkan sampai menuduh karya seni dari fotografer asal Indonesia ini gunakan AI untuk memenangkan kompetisi bergengsi.
Haduh, ada-ada saja yah kelakuan AI?