Sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa Diablo Immortal telah rilis secara global di berbagai negara. Namun, penggunaan pay-to-win yang bisa dikatakan melekat dalam game ini membuat para pemain F2P maupun streamer Diablo Immortal harus bekerja keras melakukan upgrade demi karakter miliknya menjadi kuat. Bukan hanya itu saja, sistem microtransaction dan chance rate yang terbilang kecil membuat salah seorang streamer ini rela merogoh kocek hingga 4.000 Dolar Selandia Baru (sekitar 37.550.416 Rupiah) demi karakter legendary bintang 5.
Pertanyaannya, apakah streamer itu mendapatkan karakter legendary tersebut? Langsung saja simak di bawah ini!
Seputar Streamer Diablo Immortal Habiskan 4.000 Dolar untuk Gacha
Salah satu streamer berasal dari Selandia Baru, Quin69 mengungkapkan kefrustasiannya mewakili para pemain game baru ini karena kuatnya sistem microtransaction. Ia mencoba habiskan ribuan dolar di shop demi bisa mendapatkan karakter legendary bintang lima yang diidam-idamkan para pemain.
Hasilnya? Tidak ada satupun karakter legendary bintang lima yang singgah di akun milik Quin69. Dengan adanya hal ini, semakin memperlihatkan bahwa sistem pay-to-win yang digadang – gadang oleh pemain nyatanya tidak seperti yang dibicarakan, padahal streamer Diablo Immortal tersebut telah merogoh koceknya dalam – dalam. Tampaknya chance rate yang diberikan bukanlah sebatas kabar burung saja.
Setelah menampilkan hasil gacha-nya tersebut, Quin69 menngklarifikasi bahwa ia bukan seorang whale, melainkan seorang pemain yang hanya ingin menunjukkan bagaimana sistem game Diablo Immortal tersebut bekerja. Investasi yang ia lakukan dalam game ini bukan semata – mata untuk melakukan upgrade karakter untuk jadi kuat, melainkan hanya ingin menjelaskan masalah microtransaction dan proses sistemnya di game tersebut.
Jika penasaran, kalian dapat mengecek livestream-nya melalui saluran Twitch di sini.
Dengan menghabiskan total 4.000 Dolar, Quin69 secara efektif telah memperoleh total lebih dari satu tahun progress pemain F2P demi menjadi yang terkuat. Hal ini membuat banyak pemain F2P sedikit putus asa, di mana peluang keberhasilan pemain lain dengan sistem P2W pun juga sangatlah kecil.
Microtransaction merupakan hal umum dalam game free-to-play, khususnya game mobile dengan sistem transaksi yang cukup mudah. Blizzard, developer dibalik Diablo Immortal sebelumnya telah menjanjikan bahwa microtransaction dalam game ini akan adil, namun faktanya sistem ini menjadikan pemainnya harus merogoh kocek di tiap apapun, spesifiknya memberikan “jalan pintas” agar bisa meraih karakter legendary bintang lima. Tanpa bergantung pada shop, para pemain F2P hanya membuang waktu demi dapatkan karakter kuat tersebut.
Kesimpulannya, sistem microtransaction yang berlebihan tidaklah terlalu bagus diterapkan dalam game apapun, mengingat Star Wars Battlefront 2 pernah dihujat habis – habisan karena sistem satu ini langsung merusak reputasi DICE dan EA saat itu. Mudah – mudahan Blizzard bisa belajar dari kesalahan tersebut dan cepat memperbaikinya ya, brott.
(Source: Game Rant)