Beberapa hari silam, sebanyak 12 orang dari tim QA tester dilepas oleh Raven Software, developer support yang paling dikenal dalam pembuatan Call of Duty: Warzone. Mereka awalnya dijanjikan mendapat gaji yang lebih baik, namun kenyataannya ialah hanya beberapa terpilih saja yang mendapatkan promosi, sisanya harus menerima nasib untuk diusir perusahaan usai bertahun-tahun jasa mereka.
Kabar ini menambah kasus kontroversi Activision Blizzard tahun ini dan karyawan merencanakan kembali protes dan mogok kerja mulai hari ini karena kabar buruk yang menimpa rekan kerja mereka tersebut.
Dilansir dari Kotaku, para karyawan di Raven Software hanya mengharapkan hanya satu hal, memberikan semua QA tester, termasuk yang baru saja dipecat, kontrak full-time permanen.
“Departemen QA dari Raven sangatlah penting dalam fungsi sehari-hari studio secara keseluruhan. Mematikan kontrak para tester andal akan mempengaruhi konsistensi kerja dan membahayakan perusahaan,” ungkap salah satu demonstran.
Kembali dilansir dari Kotaku, Activision Blizzard merespon kalau mereka telah “mengkonversi 500 karyawan kontrak menjadi full-time dalam beberapa bulan mendatang.” Mereka mengatakan bahwa tidak semua dapat mereka jadikan full-time, memaksa mereka untuk tidak memperpanjang sebagian kecil di antaranya dan melepas mereka dari perusahaan.
Sejauh ini terdapat 30% dari tim QA Raven Software atau sekitar 12 orang yang telah menerima kepastian bakal dilepas perusahaan, lainnya masih menunggu proses meeting individual dari manajemen. Mereka yang sudah pasti dilepas akan terhitung berhenti kerja mulai 28 Januari tahun depan.
Aksi mogok ini menjadi kali ketiga yang dilakukan karyawan Activision Blizzard dalam satu tahun terakhir. Kedua sebelumnya fokus karena tuduhan pelecahan seksual dan permintaan pemecatan Bobby Kotick sebagai CEO.
Baca pula informasi lainnya beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana.
For further information and other inquiries, you can contact us via author