Chris Avellone, penulis game yang telah terlibat dalam berbagai game sukses mulai dari Planetscape Torment, Fallout 2, Fallout New Vegas, Prey, dan masih banyak lagi, akhirnya membuka suara akan tuduhan pelecehan seksual mengatasnamakan dirinya. Tuduhan tersebut muncul tahun lalu dan membuatnya dipecat dari posisi penulis Dying Light 2, The Waylander dan Vampire the Masquarade – Bloodlines 2 meski tak ada bukti atau investigasi lebih lanjut.
Chris Avellone kini akan mengajukan tuntutan pencemaran nama baik terhadap penuduhnya yang yaitu Karissa Barrows yang juga berkarir sebagai penulis game. Ia juga lancangkan hal serupa terhadap Kelly Bristol yang mengaku mendapatkan pelecehan serupa meskipun Avellone merasa kalau dia tak pernah menemuinya sekalipun.
Avellone menjelaskan bahwa satu tahun terakhir dia sengaja diam karena apapun yang ia katakan pasti akan dibantah. Maka dari itu dia mencoba untuk mengumpulkan bukti sebanyak mungkin dan membawa kasus tuduhan tersebut secara hukum ketimbang sekedar basa-basi di sosial media.
“Deretan panjang bukti digital dan testimoni dari saksi telah dikumpulkan selama setahun terakhir,” tulis Avellone. “Dengan semua itu, saya telah mengajukan respon resmi minggu lalu, bukan untuk mendiamkan Karissa dan Kelly, tetapi untuk mendorong mereka berbicara lebih akan apa yang terjadi.”
Baginya cancel culture di sosial media merupakan hal yang begitu jahat. Karena apapun yang direspon oleh korban yang dituduh tidak dapat membujuk siapa pun bahkan jika tuduhan yang disampaikan tak miliki bukti yang konkrit. Dan para perusahaan yang berkerja dengannya tak mampu melakukan apapun selain menjauh dari si korban hingga melepas hubungan kerja karena tak mau reputasi mereka terkotori khususnya saat tengah kembangkan proyek besar.
“Saya tidak dapat melawan apa-apa. Kamu tidak akan bisa. Begitulah cancel culture, perusahaan pun tak mau melawan, atau mereka bakal ikut terseret dan diserang. Perusahaan juga tak dapat meminta waktu untuk “diperiksa lebih lanjut” tanpa membuat mereka terlihat seperti tidak percaya akan tuduhan yang disampaikan, mau tidak terbukti sekalipun, penundaan atau ingin tahu lebih pasti membuat perusahaan bakal ikut dihakimi dan kena cancel. Tak ada yang mau kena cancel, bahkan jika itu berarti harus menghianati korban yang terkena cancel, bahkan untuk seseorang yang telah kamu berkerja bersamamu selama bertahun-tahun,”
Avellone sampaikan bahwa dirinya tidak tersinggu dengan perusahaan yang telah memecatnya. Dia mengerti akan sulitnya menghadapi dunia modern sekarang dan cancel culture yang terus semua orang dengan reputasi di balik namanya. Di zaman dimana karir orang bisa lenyap begitu saja hanya lewat tweet tanpa bukti, ia merasa ingin mengambil aksi ketimbang sekedar diam dan menerima nasib.
Kita tidak pernah tahu siapa yang benar dalam kasus semacam ini. Namun Avellone telah memberikan versinya akan apa yang terjadi secara hukum. Para penuduhnya telah memberikan lebih dahulu namun sebatas postingan panjang di internet. Kita tunggu saja apa hasil dari kasus ini nanti.
Baca pula informasi lainnya beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana.
For further information and other inquiries, you can contact us via author