Ubisoft menjunjung tinggi rasa hormat antar player.
Toxic memang telah menjadi masalah di beberapa game multiplayer termasuk Tom Clancy’s Rainbow Six Siege. Beberapa cara dilakukan Ubisoft untuk melakukannya, salah satunya adalah menjatuhkan hukuman banned otomatis bagi mereka yang suka berkata kotor tingkat akut. Cara tersebut sepertinya akan terus dilakukan developer asal Perancis tersebut sampai gamenya bersih.
Melalui wawancaranya dengan PC Gamer, Brand Director Rainbow Six Siege, Alexandre Remy mengatakan bahwa game multiplayer PVP cenderung membawa pertikaian antar player, yang mana ia secara tak langsung akan membawa kebiasaan toxic untuk muncul. Ia menambahkan bahwa Ubisoft tak miliki penyesalan apapun untuk mendisiplinkan mereka dengan hukuman banned.
Sistem baru yang berlakukan banned otomatis bagi player toxic hadir bukan tanpa cela, beberapa player PC mengeluhkan bahwa sistem tersebut mengekang mereka untuk berpendapat secara bebas. Sejatinya, Ubisoft miliki kebebasan apapun untuk mengatur produknya, mengingat mereka adalah perusahaan swasta dan tak terikat oleh kewajiban layaknya perusahaan milik negara (salah satunya berlakukan kebebasan berpendapat, red). Perlu diingat, peraturan ini kebanyakan menimpa player versi PC gamenya saja, sementara player Xbox dan PlayStation perlu mematuhi aturan yang diberikan Microsoft dan Sony.
Bagi kami, ini bukan masalah kebebasan atau kesetaraan, ini masalah rasa saling menghormati. Menurutku, saling menghormati takkan melenceng dari kemanusiaan. Kami hanya meminta para player untuk saling menghormati. Saya percaya bahwa peraturan yang kami canangkan masih berada pada jalan yang benar demi tercapainya komunitas yang saling menghormati satu sama lain.
— Alexandre Remy, Brand Director Rainbow Six Siege
Tom Clancy’s Rainbow Six Siege terus berkembang menjadi salah satu game from-zero-to-hero yang pernah ada di pasaran sejak dirilis tahun 2015 silam. Kamu bisa memainkannya sekarang juga di PC, PlayStation 4, dan Xbox One.