Sebuah game takkan pernah terlepas dari yang namanya “bug”. Mau dilakukan testing sebanyak ratusan kali, pasti selalu ada bug yang akan ditemukan oleh pemain setelah rilis. Proses debugging menjadi salah satu proses paling rumit dalam pengembangan sebuah game. Satu bug dapat memakan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk dapat diatasi, dan terkadang tercipta satu bug baru ketika bug lama teratasi. Namun bagaimana jika kamu bisa hindari bug tersebut terciptakan dari awal? Inilah yang diharapkan dari Ubisoft dari Commit Assistant, AI dari Ubisoft yang diklaim dapat mencegah terciptanya sebuah bug dari proyek yang dikerjakan developer.
Diumumkan pada tahun ini lewat konferensi Ubisoft di Montreal, Commit Assistant telah dilatih menggunakan library berisikan jutaan kode yang setimpal dengan hasil kerja developer Ubisoft selama 10 tahun. Dari library ini, AI telah dilatih untuk mempelajari susunan kode yang dapat menimbulkan bug dan bagaimana cara untuk mengatasi kode bermasalah tersebut. AI ini nantinya akan menganalisis segala aksi yang dilakukan oleh programmer sebuah proyek game, dan memperingati programmer tersebut apabila aksi yang mereka lakukan dapat menimbulkan bug tertentu yang dapat menganggu proses pengembangan game.
Yves Jacquier, kepala dari La Forrge, divisi R&D dari Ubisoft mengklaim jika Commit Assistant dapat menghemat waktu kerja programmer sebesar 30% dan AI ini telah mampu mendeteksi 6 dari 10 bug secara akurat. Namun tentu saja Commit Assistant masih jauh dari kata sempurna. Yves menyebut AI ini masih terlalu baru, untuk menyempurnakannya tentu saja akan butuh sejumlah data yang lebih banyak lagi untuk AI tersebut.
Ubisoft berharap keberadaan AI commit assistant ini dapat mengurangi waktu serta kerja dari proses debugging untuk tiap proyek game yang mereka kerjakan, yang menurut Yves memakan biaya hingga 70% dari biaya total pembuatan game. Commit Assistant telah dipakai pada beberapa proyek dari Ubisoft dan semakin sering digunakan AI ini semakin lama semakin pintar dan kemampuan analisa dan prediksinya akan semakin canggih dengan semakin banyak data baru yang disuntikkan pada AI tersebut. Meskipun terlihat membantu, Yves mengatakan jika developer tidak dipaksa untuk menggunakan AI ini. Yves mengungkapkan, “Apabila tidak mau menggunakannya, tidak apa-apa dan tak usah digunakan. Ini hanya sekedar alat pembantu semata.”
Untuk saat ini, Commit Assistant hanya diperbolehkan untuk tim developer Ubisoft saja dan tak dirilis keluar industri lain. Apakah cara seperti ini akan efektif dan menjadi inovasi baru dalam proses pengembangan video game? Kita lihat saja nanti.
Source: Wired