Cheater menjadi masalah terbesar dari semua game multiplayer populer khususnya yang dirilis di PC. Counter Strike: Global Offensive menjadi salah satu contoh termudah. Dengan game yang sangat membutuhkan presisi dan refleks yang tinggi untuk dimainkan khususnya pada rank tinggi, cheat dalam bentuk apapun dapat membantu mempermudah memainkan game tersebut.
Source Engine telah digunakan Valve selama satu dekade lebih, maka wajar jika Counter Strike: Global Offensive terkesan mudah untuk direntas karena para hacker telah mengetahui seluk beluk dari engine tersebut. Namun dalam beberapa bulan terakhir, tingkat cheater semakin lama semakin berkurang pada game FPS kompetitif ini. Masih ada yang bisa tembus proteksi anti-cheat Valve, namun tak separah sebelumnya. Bahkan pada pertengahan tahun 2017 kemarin Valve berhasil lakukan banned massal pada puluhan ribu akun cheater. Apa solusi yang dilakukan oleh Valve?
Dilansir dari PC Gamer, Valve miliki 1700 komputer yang berjalan non-stop untuk atasi keberadaan cheater di game ini. Berdasarkan persentasi dari John MacDonald lewat GDC (Game Developer Conference), Valve gunakan teknik deep learning pada VACnet mereka untuk mendeteksi cheater.
VACnet merupakan versi terbaru dari VAC – anti cheat yang telah digunakan Valve selama bertahun-tahun untuk mendeteksi cheater. VACnet merupakan sistem tambahan baru yang gunakan deep learning untuk menganalisis cara dan tingkat laku bermain dari pemain tersebut, pelajari bagaimana cara kerja dari cheat yang digunakan, dan akan melakukan blokir pada akun tersebut apabila pemain tersebut memenuhi kriteria dinamis yang telah direkam oleh VACnet.
Tentu saja VACnet tidaklah sempurna, beberapa cheat masih tembus kedalam game, namun cheat seperti aimbot dapat diatasi dengan mudah oleh Valve melihat cara kerja dari cheat tersebut selalu berakhir miliki pola yang sama.
Untuk ciptakan VACnet yang sesuai misi dari Valve, ruangan server telah dibangun sebesar mungkin agar dapat mengurus ratusan pemain yang bermain secara bersamaan setiap harinya. Saat ini ada kurang lebih 600.000 pertandingan setiap harinya di CS:GO, dan untuk mengevaluasi semua pemain tersebut, Valve membutuhkan setidaknya 1700 tenaga CPU untuk melakukan proses komputasi sebanyak itu. Maka Valve benar-benar lakukan hal tersebut dan bahkan dua kali lipat dari yang seharusnya dibutuhkan, mereka harus perbesar kembali ruangan server untuk menampung semua CPU tersebut.
VACnet server kini ditenagai oleh 54 CPU cores dan 128 GB RAM tiap blade. Ada 16 blade pada tiap chassis dan terdapat 4 chassis total. Hal ini berarti terdapat 3456 CPU yang digunakan pada ruangan server VACnet. McDonald menyebutkan jika mereka telah habiskan jutaan Dolar untuk keperluan hardware ini saja, namun tentu saja ini tak seberapa dengan keuntungan $120 juta yang dihasilkan oleh game lewat penjualan game saja belum termasuk microtransaction.
Cheater pada akhirnya akan selalu ada, tak ada cara mutlak untuk basmi sepenuhnya eksistensi cheater yang ada di sebuah game. Namun setidaknya ada aksi untuk menangkal cheater semakin liar merusak pengalaman bermain orang. Dedikasi dari Valve akan melawan cheater menjadi sesuatu yang harus diacungi jempol.
Source: PC gamer